Rasa penat dan letih adalah hal yang lazim kita rasakan setelah menghabiskan delapan jam waktu di tempat kerja, berkutat dengan tugas kantor. Manusia tak bisa disamakan dengan robot tentunya. Kadang-kadang kita merasa mampu untuk bekerja optimal dengan hanya sedikit istirahat, tetapi sebetulnya sistem tubuh kita tidak membolehkan hal itu.
Lantas, bagaimanakah cara kita menyiasati hal tersebut? Beberapa kegiatan berikut mungkin akan membantu kita mengurangi rasa letih sehingga kita menjadi lebih siap menjalankan tugas-tugas kita selanjutnya.
1. Jadikan “tidur yang cukup” sebagai prioritas.
Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa pengurangan waktu tidur setiap jamnya akan membuat konsentrasi kita berkurang ketika mengerjakan tugas lain. Riset juga membuktikan bahwa 95% dari kita memerlukan waktu tidur selama 7 - 8 jam sehari untuk dapat benar-benar pulih dan kembali siap mencerna pengetahuan-pengetahuan baru. Bahkan, para perfomers seperti atlit dan penyanyi yang hebat, menghabiskan lebih dari delapan jam untuk beristirahat.
2. Mengambil jeda istirahat singkat setidaknya setiap 90 menit.
Ketika kita bekerja, yang penting bukanlah pada lamanya kita bekerja, tetapi pada produktivitas yang kita hasilkan. Demikian juga dengan istirahat, bukan semata-mata bergantung pada lamanya kita jeda, tetapi bagaimana kita dapat memperbaharui semangat dan energi kita. Cara yang paling mudah adalah dengan mengambil jeda di antara waktu kerja kita dan memanfaatkannya untuk meluruskan kembali otot-otot yang tegang. Stretching ringan atau menarik napas dalam-dalam selama tiga menit bisa kita coba untuk membantu menyegarkan kembali pikiran dan otot yang tegang tersebut.
3. Mendaftar kegiatan apapun yang akan kita lakukan.
Menuliskan kegiatan-kegiatan yang akan dan harus kita lakukan dapat membantu mengurangi beban kerja otak. Dengan mencatat semuanya, kita tidak perlu berpikir-pikir lagi tentang pekerjaan mana yang sudah atau belum terlaksana.
4. Melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan denyut jantung
Tugas kantor yang sangat padat sering kali menyita waktu kita sehingga tidak sempat berolah raga. Kita jarang aerobik atau fitness dengan alasan tidak ada waktu. Bagi kita yang bekerja di dalam kantor, salah satu cara untuk menyiasati hal tersebut adalah dengan berjalan-jalan keluar kantor ketika istirahat makan siang. Atau bisa juga dengan 20 – 30 menit tidur menjelang sore antara pukul 01.00 – 04.00 sore, ketika kondisi tubuh sedang capek-capeknya.
Dalam penelitiannya, Sara Mednick menemukan bahwa selain sangat restoratif, tidur singkat yang nyenyak dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif kita daripada tidak istirahat sama sekali.
5. Belajar mengapresiasi kelebihan orang lain dan diri sendiri.
Salah satu faktor yang mebuat energi kita melemah adalah adanya emosi negatif yang kita rasakan. Emosi negatif tersebut, bisa saja timbul dari rasa iri atau kesal dengan perilaku rekan kerja di kantor. Daripada demikian, akan lebih baik jika kita memberikan pujian ketika orang lain memperoleh kesuksesan. Selain kita memberikan emosi positif kepada orang lain, sharing hal positif juga akan membuat kita merasa lebih baik.
Sesekali, kita juga perlu melihat ke dalam diri sendiri, dan mengapresiasi kelebihan kita. Jangan melulu menyalahkan diri sendiri ketika menemui kegagalan.
6. Tidak mencampuradukkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
Ketika kita meninggalkan kantor, maka seharusnya urusan kantor tidak perlu dibawa-bawa ke rumah. Singkatnya, kita tidak perlu dipusingkan lagi oleh urusan kantor yang belum selesai, dan memulai kegiatan pribadi dengan semangat yang baru.
Jadi, meskipun rasa penat itu tidak terhindarkan, tetapi kita bisa meminimalkan dampaknya.
Lantas, bagaimanakah cara kita menyiasati hal tersebut? Beberapa kegiatan berikut mungkin akan membantu kita mengurangi rasa letih sehingga kita menjadi lebih siap menjalankan tugas-tugas kita selanjutnya.
1. Jadikan “tidur yang cukup” sebagai prioritas.
Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa pengurangan waktu tidur setiap jamnya akan membuat konsentrasi kita berkurang ketika mengerjakan tugas lain. Riset juga membuktikan bahwa 95% dari kita memerlukan waktu tidur selama 7 - 8 jam sehari untuk dapat benar-benar pulih dan kembali siap mencerna pengetahuan-pengetahuan baru. Bahkan, para perfomers seperti atlit dan penyanyi yang hebat, menghabiskan lebih dari delapan jam untuk beristirahat.
2. Mengambil jeda istirahat singkat setidaknya setiap 90 menit.
Ketika kita bekerja, yang penting bukanlah pada lamanya kita bekerja, tetapi pada produktivitas yang kita hasilkan. Demikian juga dengan istirahat, bukan semata-mata bergantung pada lamanya kita jeda, tetapi bagaimana kita dapat memperbaharui semangat dan energi kita. Cara yang paling mudah adalah dengan mengambil jeda di antara waktu kerja kita dan memanfaatkannya untuk meluruskan kembali otot-otot yang tegang. Stretching ringan atau menarik napas dalam-dalam selama tiga menit bisa kita coba untuk membantu menyegarkan kembali pikiran dan otot yang tegang tersebut.
3. Mendaftar kegiatan apapun yang akan kita lakukan.
Menuliskan kegiatan-kegiatan yang akan dan harus kita lakukan dapat membantu mengurangi beban kerja otak. Dengan mencatat semuanya, kita tidak perlu berpikir-pikir lagi tentang pekerjaan mana yang sudah atau belum terlaksana.
4. Melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan denyut jantung
Tugas kantor yang sangat padat sering kali menyita waktu kita sehingga tidak sempat berolah raga. Kita jarang aerobik atau fitness dengan alasan tidak ada waktu. Bagi kita yang bekerja di dalam kantor, salah satu cara untuk menyiasati hal tersebut adalah dengan berjalan-jalan keluar kantor ketika istirahat makan siang. Atau bisa juga dengan 20 – 30 menit tidur menjelang sore antara pukul 01.00 – 04.00 sore, ketika kondisi tubuh sedang capek-capeknya.
Dalam penelitiannya, Sara Mednick menemukan bahwa selain sangat restoratif, tidur singkat yang nyenyak dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif kita daripada tidak istirahat sama sekali.
5. Belajar mengapresiasi kelebihan orang lain dan diri sendiri.
Salah satu faktor yang mebuat energi kita melemah adalah adanya emosi negatif yang kita rasakan. Emosi negatif tersebut, bisa saja timbul dari rasa iri atau kesal dengan perilaku rekan kerja di kantor. Daripada demikian, akan lebih baik jika kita memberikan pujian ketika orang lain memperoleh kesuksesan. Selain kita memberikan emosi positif kepada orang lain, sharing hal positif juga akan membuat kita merasa lebih baik.
Sesekali, kita juga perlu melihat ke dalam diri sendiri, dan mengapresiasi kelebihan kita. Jangan melulu menyalahkan diri sendiri ketika menemui kegagalan.
6. Tidak mencampuradukkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
Ketika kita meninggalkan kantor, maka seharusnya urusan kantor tidak perlu dibawa-bawa ke rumah. Singkatnya, kita tidak perlu dipusingkan lagi oleh urusan kantor yang belum selesai, dan memulai kegiatan pribadi dengan semangat yang baru.
Jadi, meskipun rasa penat itu tidak terhindarkan, tetapi kita bisa meminimalkan dampaknya.
Semoga bermanfaat dan salam sukses untuk rekan semua.
Tim LoKerNesia.