Kabupaten Pandeglang melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) membuka peluang bagi lulusan sekolah menengah atas (SMA)/ sederajat mengikuti program magang ke Jepang.
"Kita masih membuka kesempatan bagi lulusan SMA/ sederajat untuk megang ke Jepang. Bagi yang berminat diharapkan mendaftar ke Kantor Disnakertransos," kata Kepala Disnakertransos Kabupaten Pandeglang Anwar Fauzan di Pandeglang, Senin.
Anwar juga menjelaskan, animo warga Pandeglang untuk mengikuti program magang Jepang masih kurang. Bahkan untuk 2012 belum ada yang mendaftar.
Salah satu penyebabnya, karena ketatnya seleksi yang dilakukan panitia, yang merupakan gabungan dari Indonesia dan Jepang.
Bagi calon peserta, kata dia, selain harus mengikuti tes tertulis juga diwajibkan menjalani serangkaian tes fisik serta pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
"Kalau untuk tes tertulis, tidak terlalu dipermasalahkan. Yang jadi masalah justru tes kesehatan serta uji fisik," katanya.
Dalam tes kesehatan, kata dia, calon peserta harus benar-benar terbebas dari berbagai jenis penyakit. Kalau ditemukan "setitik" panu saja di kulit maka dipastikan gugur.
Demikian juga dengan tes fisik, kata dia, cukup berat, karena calon peserta harus mengikuti serangkaian ujian berat, seperti lari dengan jarak cukup jauh, serta latihan fisik lainnya.
Bagi yang lulus dan diberangkatkan, maka akan menerima gaji cukup besar, yang nilainya 80 persen dari upah pekerja setempat.
"Kalau perawat Jepang digaji Rp10 juta/ bulan, maka peserta magang menerima Rp8 juta, jadi patokannya gaji pekerja lokal," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, untuk 2012 Provinsi Banten diberi alokasikan peserta magang ke Jepang sebanyak 300 orang, dan ditawarkan bagi lulusan SMA/ sederajat di seluruh Banten. (ref : Antara)
"Kita masih membuka kesempatan bagi lulusan SMA/ sederajat untuk megang ke Jepang. Bagi yang berminat diharapkan mendaftar ke Kantor Disnakertransos," kata Kepala Disnakertransos Kabupaten Pandeglang Anwar Fauzan di Pandeglang, Senin.
Anwar juga menjelaskan, animo warga Pandeglang untuk mengikuti program magang Jepang masih kurang. Bahkan untuk 2012 belum ada yang mendaftar.
Salah satu penyebabnya, karena ketatnya seleksi yang dilakukan panitia, yang merupakan gabungan dari Indonesia dan Jepang.
Bagi calon peserta, kata dia, selain harus mengikuti tes tertulis juga diwajibkan menjalani serangkaian tes fisik serta pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
"Kalau untuk tes tertulis, tidak terlalu dipermasalahkan. Yang jadi masalah justru tes kesehatan serta uji fisik," katanya.
Dalam tes kesehatan, kata dia, calon peserta harus benar-benar terbebas dari berbagai jenis penyakit. Kalau ditemukan "setitik" panu saja di kulit maka dipastikan gugur.
Demikian juga dengan tes fisik, kata dia, cukup berat, karena calon peserta harus mengikuti serangkaian ujian berat, seperti lari dengan jarak cukup jauh, serta latihan fisik lainnya.
Bagi yang lulus dan diberangkatkan, maka akan menerima gaji cukup besar, yang nilainya 80 persen dari upah pekerja setempat.
"Kalau perawat Jepang digaji Rp10 juta/ bulan, maka peserta magang menerima Rp8 juta, jadi patokannya gaji pekerja lokal," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, untuk 2012 Provinsi Banten diberi alokasikan peserta magang ke Jepang sebanyak 300 orang, dan ditawarkan bagi lulusan SMA/ sederajat di seluruh Banten. (ref : Antara)